Karya dosen dan atau mahasiswa Program Studi yang telah memperoleh/sedang memproses perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) selama tiga tahun terakhir.

DOKUMENTASI KARYA ARSITEKTUR BERBASIS MULTIMEDIA

PENATAAN KEMBALI KAWASAN ISTANA MERDEKA DAN MONUMEN NASIONAL

 PENGARUH GEMPA BUMI TERHADAP POLA STRUKTUR BANGUNAN DI DAERAH RAWAN GEMPA

 HIRARKI RUANG DAN PEMBINAAN KOMUNITAS DALAM TRADISI BERMUKIM MASYARAKAT

KAJIAN SISTEM TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT DI DAERAH MIXED USE DAN KEPADATAN TINGGI

Oleh
Ir. Agus Dharma, MT (Ketua)
Remigius Hari, ST.
Rina Widayanti, ST., MT

PENATAAN KEMBALI KAWASAN ISTANA MERDEKA DAN MONUMEN NASIONAL
 

Oleh ;
Ir. Veronika Widi Prabawasari, MT (Ketua)
Wahyu Prakosa ST., MT
Dimyati, ST., MT
 

Latar Belakang

  • Lapangan Monas dan Istana Presiden → simbol-simbol kenegaraan 
  • Lokasi tepat di jantung kota → rawan terhadap ancaman  pengembangan tidak terkendali
  • Diperlukan sebuah perencanaan terpadu.

PENGARUH GEMPA BUMI TERHADAP POLA STRUKTUR BANGUNAN DI DAERAH RAWAN GEMPA
 

Oleh :
Arief Rahman, ST., MT. (Ketua)
Lilik Setiawan H P., ST., MT.
Diana Susilowati, ST., MT.
Hari Kurniawan
Bambang Prioadhi Nusantoro, ST
Kukuh Pranowo

Sebagian wilayah di Indonesia yang dinyatakan rawan gempa. Di antaranya NAD, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jateng dan DIY bagian Selatan, Jatim bagian Selatan, Bali, NTB dan NTT. Kemudian Sulut, Sulteng, Sulsel, Maluku Utara, Maluku Selatan, Biak, Yapen dan Fak-Fak di Papua serta Balikpapan Kaltim. Secara histografi Indonesia merupakan wilayah langganan gempa.
Salah satu upaya yang dapat kita lakukan adalah membangun rumah tinggal yang tahan gempa. Dimana rumah tahan gempa tersebut merupakan solusi utama bagi seluruh masyarakat Indonesia yang berada di wilayah rawan gempa.

HIRARKI RUANG DAN PEMBINAAN KOMUNITAS DALAM TRADISI BERMUKIM MASYARAKAT



Oleh :
Ir. Irina Mildawani, MT
Agung Wahyudi, ST., MT
Ninuk Sekarsari ST., MT
Junaedi
Retno Alviandri 

Latar Belakang

Peneliitan makna ketersusunan ruang dalam tradisi bermukim masyarakat Madura melalui pendekatan relasi hirarki, adalah sebuah upaya penyajian wacana interdisipliner antara arsitektur dan sain kemanusiaan. Hal ini penting, mengingat ruang bermukim dan bangunan[1] tidak saja meliputi teknik, perencanaan dan merancang tetapi juga fenomena budaya, yang erat kaitannya dengan proses keberadaan dan keberlangsungan hidup manusia di bumi secara kolektif dalam sebuah lokalitas tertentu.